Meriahnya Perayaan HDI di Banjarmasin: Partisipasi Difabel Adalah Kunci!

Dalam rangka menyambut Hari Disabiilitas Internasional (HDI) yang jatuh pada tanggal 3 Desember, organisasi penyandang disabilitas (PPDI, HWDI & Gerkatin) bersama Yayasan Sentra Advokasi Perempuan, Difabel dan Anak (SAPDA) melakukan kerjasama dengan Pemerintah Kota Banjarmasin dalam menggelar peringatan hari raya disabilitas sedunia ini.  Acara dilaksanakan pada tanggal 29 November dan 1 – 2 Desember 2018.

Kegiatan HDI ini dimulai dengan menggelar Semiloka Gerakan Inklusi Ramah Disabilitas bekerja sama dengan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin yang digelar pada tanggal 29 November 2018. Acara bertema ‘Membangun Gerakan Ramah Disabilitas dan Temu  Inklus Se Banjarmasin’ ini dihadiri oleh semua lapisan masyarakat sebanyak 111 peserta dengan dukungan penuh oleh organisasi penyandang disabilitas lokal sebagai panitia utama dan relawan muda Sahabat Difabel dari berbagai institusi pendidikan di Kota Banjarmasin. Kegiatan ini ditutup dengan berbagai rekomendasi untuk pemerintah setempat terkait dalam 4 sektor isu, yaitu: ketenagakerjaan, jaminan sosial (pendidikan dan kesehatan), Infrastruktur dan hukum. Poin-poin rekomendasi tersebut akan disampaikan oleh organisasi penyadang disabilitas kota Banjarmasin kepada pemerintah nanti.

Kemudian berlanjut pada kegiatan puncak di tanggal 1 dan 2 Desember 2018.  Turut hadir dalam pembukaan HDI 2018 Kota Banjarmasin Forkopimda Kota Banjarmasin, Forkoasbi, Forum SKPD Peduli Disabilitas, pihak swasta, organisasi penyadang disabilitas dan sekolah-sekolah inklusi dan sekolah Luar Biasa yang berada di lingkungan kota Banjarmasin. Turut memberikan warna baru dalam HDI ini adalah Paduan Isyarat Baiman yang memimpin Indonesia Raya dengan isyarat. Peserta Paduan Isyarat Baiman ini adalah disabilitas tuli. Hal yang baru lainnya adalah pemberian apresiasi oleh walikota Banjarmasin terhadap insan dan lembaga yang berkontribusi dalam menginklusikan Banjarmasin. Acara dilanjutkan dengan pelantikan Forum Komunikasi Orangtua Anak Spesial Banjarmasin Indonesia (FORKOASBI) oleh walikota Banjarmasin, Ibnu Sina. Hal yang tak kalah menariknya dalam perayaan ini juga adalah pengukuhan 3 Duta Anak Inklusi yang dipilih berdasarkan 3 kategori: Anak dengan disabilitas, anak dengan orangtua disabilitas, dan anak non disabilitas.

Dalam sambutannya, Walikota Banjarmasin menyatakan Banjarmasin terus melakukan pembenahan diri agar bisa memberikan pelayanan terbaik pada seluruh lapisan masyarakat, termasuk ramah terhadap penyandang disabilitas. Ibna Sina juga memberikan apresiasi pada penyandang disabilitas yang sudah mulai terlibat dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan kota Banjarmasin. “Ini mengembirakan, HDI ini memperlihatkan kepada warga kota Banjarmasin dan kita semua bahwa semua orang tidak boleh didiskriminasi karena perbedaan dan hambatan yang dimilikinya. Pemerintah Kota Banjarmasin hanya mensupport, tapi pak Slamet dan teman-teman mengambil tanggung jawab yang lebih sehingga acara HDI terselenggara dengan meriah dan sukses” ungkap Ibna Sina, Walikota Banjarmasin.

Ibnu Sina juga menyampaikan bahwa pihaknya tengah merencanakan pada awal tahun 2019 akan mengadakan transportasi publik khusus penyandang disabilitas. Desain transportasinya akan menyesuaikan dengan kebutuhan para penyandang disabilitas. Selain itu, ia juga membenarkan bahwa program-program pemerintah sedang diupayakan setiap instansi memiliki program yang berkaitan dengan isu disabilitas. “Kita sudah punya Roadmap Banjarmasin kota Inklusi, itu akan menjadi landasan pemkot bergerak lebih ramah untuk difabel” Pungkasnya.

Yang berbeda dari HDI yagn diselenggarakan di Siring depan Balaikota Banjarmasin ini adalah, setelah acara pembukaan, dilanjutkan dengan zoa roleplay “Jika aku menjadi difabel” yang semua pejabat dan pemerintah kota Banjarmasin dan warga kota Banjarmasin bisa mengaksesnya. Zona ini memberi pesan bahwa fasilitas infrastruktur yang aksesibel itu sangat diperlukan oleh penyandang disabilitas untuk memfasiltias hambatan yang disebabkan oleh ragam kedisabilitasannya. Tampak walikota dan ketua tim penggerak PKK bersama para MUSPIDA ikut mencoba zona roleplay dengan menggunakan kursi roda dan alat bantu lainnya.

Acara kemudian berlanjut dengan pembukaan stand yang dibuka secara simbolik oleh Hj. Siti Wasila ketua TP PKK. Dalam stand ini banyak pihak yang terlibat, diantaranya organisasi penyandang disabilitas memamerkan hasil kerajinan tangannya seperti miniatur rumah Banjar dan kerajinan lainnya, ada sekolah inklusi, ada juga dinas-dinas terkait yang ikut memamerkan program-programnya yang berkaitan dengan isu disabilitas. Pihak swasta dan masyarakat juga ikut menunjukkan kontribusi mereka untuk disabilitas kota Banjarmasin, seperti Transmart yang memiliki pekerja dengan disabilitas dan menerima calon karyawan disabilitas.

Di Hari pertama perayaan HDI juga ada lomba-lomba yang digelar, yaitu lomba melukis di caping/tanggui, lomba menggambar, lomba fotografi, lomba tarian dan baca puisi. Di Hari kedua, kegiatan HDI dimulai dengan senam pagi dan dilanjutkan jalan santai bersama walikota dan ibu walikota bersama Forum SKPD Peduli Disabilitas, lalu ditutup dengan pengumuman lomba serta berbagai penampilan seni dari penyandang disabilitas. Ibnu Sabil, salah satu panitia pelaksana Barenlitbangda menyampaikan apresiasi terhadap penyandang disabilitas yang sudah berjuang untuk membuat kehadirannya tidak sekedar sebagai objek tapi menjadi subjek penentu segala hal yang berkaitan dengan kebijakan dan program disabilitas. “Ini sejarah pertama kali di Indonesia, ke depan kami ingin agar kegiatan-kegiatan apapun wajib melibatkan penyandang disabilitas. Dukungan pemerintah kota Banjarmasin jelas sudah ada, sekarnag mari kita bergerak bersama” tutupnya.