KOORDINASI BPPM KPPA DAN ORGANISASI MASYARAKAT DALAM RANGKA IMPLEMENTASI PROGRAM 3 END

Kamis, 8 September 2016 berlokasi di Hotel Santika Yogyakarta, perwakilan dari SAPDA menghadiri pertemuan koordinasi yang diselenggarakan oleh BPPM dan KPPA. Selain SAPDA, ada beberapa tamu undangan yang mewakili Ormas, LSM/ NGO, Akademisi, Media, dunia usaha dan organisasi profesi.

Koordinasi BPPM KPPA  dan organisasi masyarakat dalam rangka implementasi Program 3 End (Kekerasan, Traficking, Kesenjangan Ekonomi) agar tidak ada lagi/ diakhiri, dengan fokus “Semangat Pencegahan”. Elemen penting untuk perubahan tersebut tidak lepas dari 3 hal penting yaitu :

  1. keluarga
  2. sekolah
  3. masyarakat

Untuk mengawal program tersebut saat ini KPPA dari Deputi Partisipasi Masyarakat membentuk kelembagaan baru yaitu Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat untuk merespon pembentukan lembaga di masyarakat dalam perlindungan perempuan dan anak. Dalam implementasi program 3 End tidak bisa lepas dari 3 elemen : Anak, Keluarga/ orang terdekat dan masyarakat.

Berikut pemetaan penyebab kekerasan pada anak dan perempuan :

  1. kemiskinan
  2. kurangnya pemahaman tentang kespro
  3. stigma negative pada penyandang disabilitas dan APH kurang peduli
  4. pemerintah yang masih kurang tegas
  5. ego sektoral di masyarakat, yang penting keluarga tidak jadi korban
  6. belum ada kesepakatan dari banyak jaringan seperti NGO, pemerintah

Dalam mekakuan implementasi kerja berjejaring/ bermitra haruslah bersinergi dalam fokus satu isu, siap berbagi, tidak ada ego sektoral dalam arti semua itu penting, tanggung jawab bersama serta tidak saling menyalahkan, bersatu dengan lingkungan/ melihat lingkungan.

KPPA telah menganggarkan budget untuk fokus bekerja di salah satu wilayah yang kekerasan didalamnnya masuk kategori darurat. Untuk itu perlu disusun kesepahaman bersama yang berisi tujuan bersama, menunjuk satu lokasi, rencana kerja bersama, monitoring dan evaluasi. Dikarenakan untuk menyusun proposal yang baik butuh data yang akurat, pada akhir sesi rekomendasinya adalah diadakannya pertemuan selanjutnya dan sudah ada hasil repeat assessment mengenai : lokasi (lotus), isu yang ada/ rawan, modal yang ada/ kekuatan, jumlah penduduk. Sedangkan hambatan yang ada adalah data disabilitas.  (Tari)