Kesehatan Reproduksi Modal Penting bagi Remaja

Workshop SRHR Jember

Selasa, (1/10) SAPDA bekerja sama dengan Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) IKIP PGRI Jember mengadakan workshop bertema “Kenali Dirimu, Sayangi Kesehatan Reproduksimu”. Workshop ini berlangsung di Aula Quantum IKIP PGRI yang diikuti oleh puluhan pelajar tingkat SMA atau sederajat di Kabupaten Jember. Kegiatan ini bertujuan mengenalkan isu kesehatan, reproduksi, dan disabilitas kepada remaja, baik dengan atau tanpa disabilitas, serta membentuk agen perubahan inklusif.

Workshop ini menghadirkan Suprihandoko dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jember, Asrorul Mais, dosen IKIP PGRI, dan Eko Puji Purwanto dari Persatuan Penyandang Cacat (Perpenca) Jember. Masing-masing narasumber memiliki porsi untuk menyampaikan materi seputar kesehatan remaja dan nilai-nilai inklusi.

Suprihandoko menyampaikan peran dan proses reproduksi yang melekat pada diri remaja. Menurutnya, reproduksi memiliki peran vital bagi kelangsungan hidup seseorang. Melalui organ reproduksi itulah keturunan atau generasi tercipta.

Maka dari itu, penting bagi remaja, baik disabilitas maupun yang tidak disabilitas untuk memahami konsep dasar kesehatan reproduksi. Pemahaman dasar ini bisa menjadi modal bagi remaja untuk melindungi dan memahami organ reproduksinya.

“Pendidikan seksual tidak bertujuan untuk mengajarkan tentang hubungan seks, melainkan untuk memberi pengetahuan tentang upaya untuk menjaga kesehatan organ reproduksi,” papar Suprihandoko.

Senada dengna Suprihandoko, Asrorul Mais juga menyampaikan bahwa pendidikan kesehatan reproduksi penting dipahami remaja agar terhindar dari kekerasan seksual, terutama bagi remaja disabilitas. Menurut data yang ditemukannya, remaja disabilitas lebih berisiko mengalami kekerasan seksual dibanding mereka yang tanpa disabilitas.

Kerentanan ini disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari sulitnya komunikasi, mobilitas terhambat, kurang memahami kondisi sekitar, dan sebagainya. Setiap ragam disabilitas memiliki kerentanan tersendiri. Hal inilah yang menurutnya membuat pemahaman Kespro pada remaja penting dilakukan.

“Setiap remaja mempunyai hak untuk mendapatkan akses dan informasi tentang kesehatan reproduksi berupa pendidikan seksual,” ujar Mais yang sehari-hari berprofesi sebagai dosen ini.

Di samping itu, Eko Puji Purwanto menjelaskan mengenai pentingnya penerapan nilai-nilai inklusifitas di masyarakat. Menurutnya, inklusi sosial adalah sebuah gerakan sosial yang berupaya untuk merangkul warga negara Indonesia yang mengalami stigma dan marjinalisasi, dengan mengajak masyarakat luas untuk bertindak inklusif dalam kehidupan sehari-hari.

Maka dari itu, inklusi sosial merupakan alat untuk mengidentifikasikan kesejahteraan, prinsip keadilan sosial, dan martabat manusia.

“Melalui inklusi sosial diharapkan seluruh elemen masyarakat mendapat perlakuan yang setara dan memperoleh kesempatan yang sama sebagai warga negara, terlepas dari perbedaan apapun,” pungkas Eko.

Workshop ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Remaja SRHR Inklusi Jember. Kegiatan lain yang akan dilaksanakan adalah seminar, lomba menulis esai dan lomba poster.