BELAJAR MEMBUAT PHOTO STORY

SAPDA selalu mengembangkan ilmu untuk membuat sebuah kreasi dengan melakukan capacity building (CB) kepada staff.  Dalam rangka pembuatan sebuah laporan yang berbasis pada foto, maka lembaga SAPDA memberikan sebuah pelatihan khusus kepada staff dalam teknik pengambilan foto dan merangkai foto yang akan bercerita. Proses ini yang disebut dengan Photo Story. Pamungkas yang akrab dipanggil dengan mas Pam memfasilitasi pelatihan tersebut didampingi oleh Mukhotib selama dua hari, 7 dan 8 Febuari 2017 di pendopo kantor SAPDA yang berlokasi di Pilahan, Rejowinangun, Kotagede Yogyakarta.

Photo Story berbeda dengan deskripsi naratif. Seorang dokumentator harus memiliki sense dalam mengambil sebuah gambar dengan teknik yang sesuai dengan etika pengambilan gambar, karena tujuan dari Photo Story adalah menceritakan sebuah kejadian/ proses/ kegiatan dengan beberapa foto yang dapat mewakili sebuah cerita. Untuk itulah, dalam menyusun Photo Story tidak membutuhkan serangkaian narasi yang panjang, namun dengan menampilkan foto-foto yang memuat beberapa kejadian yang ingin diceritakan. Fasilitator menyampaikan bahwa dalam pengambilan sebuah gambar harus mempertimbangkan hal sebagai berikut :

E : Entire (keseluruhan unsur yang akan difoto)

D : Detail (objek-objek tertentu yang dapat mendukung dalam menceritakan sebuah foto)

F : Frame (menentukan objek yang akan difoto dengan menggunakan teknik framing/ bingkai dalam pengambilan foto)

A : Angle (sudut pandang dari mana foto akan diambil)

T : Time (waktu/ proses kegiatan yang difoto)

Ke-5 hal diatas sangat penting dalam menghasilkan beberapa foto yang akan bercerita. Tidak mudah dalam menyusun dokumen Photostory, perlu beberapa langkah, seperti menentukan tema; riset kecil terkait tema yang akan diangkat; mempersiapkan alat dokumentasi; mengambil gambar/ memotret; dan yang terakhir adalah menyeleksi foto. Setelah beberapa proses tersebut dilakukan, dapat memulai penyusunan dokumen Photo Story.

Selain belajar teori, staff juga melakukan praktik dalam teknik pengambilan gambar, merangkai foto dan memberikan caption tentang foto yang diambil. Selain itu, praktik yang terakhir adalah mencoba menyusun satu contoh kegiatan yang telah dilakukan dalam menjalankan program.

Diharapkan dengan adanya CB Photo Story dapat meningkatkan kapasitas staff dalam teknik pengambilan gambar/ foto dan dapat menuangkan foto-foto tersebut menjadi sebuah cerita menarik. (dhinda)