Ngobrol Bareng Tentang Kesehatan Reproduksi

Foto: Media Sapda

Minggu, 6 Januari 2019 lalu SAPDA Jogja bersama dengan PPDI (Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia) dan Pertuni (Persatuan Tunanetra Indonesia) Bantul, Yogyakarta mengadakan pertemuan untuk sharing dan ngobrol bareng tentang kespro (Kesehatan Reproduksi). Bertempat di sekretariat PPDI Bantul, pertemuan ini merupakan pertemuan rutin bulanan yang pada saat itu dihadiri oleh 35 orang yang sebagian besar adalah disabilitas netra.

Tari dan Made selaku staf SAPDA menjadi pemateri yang menyampaikan tentang kesehatan reproduksi, Tari memberikan penjelasan terkait apa itu reproduksi, hak-hak kesehatan reproduksi, IMS (Infeksi Menular Seksual), jenis-jenis IMS, dan bagaimana cara penularannya.

“IMS sangat berbahaya untuk ibu hamil, karena beresiko dapat menyebabkan bayi lahir disabilitas. Oleh karena itu, perlu menghindari aktivitas seksual beresiko ataupun media penularan yang lain selama masa kehamilan”, ujar Tari dalam salah satu materinya.

Selain membahas tentang Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi, pertemuan ini juga menjadi bagian dari proses perbaikan ‘alat peraga mengenal tubuh’ yang dibuat oleh SAPDA, agar menjadi media pembelajaran yang lebih aksesibel khususnya bagi disabilitas netra.

Alat peraga yang dimaksud berupa boneka dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Boneka ini diharapkan dapat menjadi media pembelajaran yang baik untuk mengenalkan bagian-bagian tubuh serta media penyampaian materi kesehatan reproduksi yang aksesibel.

“Untuk teman-teman netra sepertinya perlu dibuat permukaan kasar dan halus untuk membedakan antara bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain, supaya memudahkan kami dalam belajar nantinya”, ujar Bambang, selaku anggota Pertuni. (RDA)