Bagaimana Cara Berinteraksi dengan Disabilitas?

Gambar menunjukan perempuan disabilitas yang mengggunakan kursi roda dengan banyak tangan di atasnya. Gestur tersebut menunjukan bahwa perempuan disabiiltas wajib dilindungi haknya

Membangun masyarakat yang inklusif memerlukan kesadaran dan pemahaman tentang bagaimana berinteraksi dengan penyandang disabilitas secara etis dan penuh penghormatan. Banyak dari kita mungkin tidak memiliki niat buruk, tetapi pemahaman yang kurang mendalam terhadap situasi seseorang dapat menyebabkan tindakan yang tidak sensitif atau bahkan merendahkan orang tersebut. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui etika yang tepat dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan penyandang disabilitas.

Penerapan etika berinteraksi yang baik perlu memperhatikan hal-hal dasar yang berikut:

a. Awali dengan Perkenalan dan Gunakan Bahasa yang Sopan dan Menghormati

Saat berinteraksi dengan orang yang belum dikenal, mulailah dengan perkenalan diri dan hindarilah istilah yang bersifat merendahkan atau menyinggung aspek apapun yang dimiliki mereka, termasuk kepribadian, fisik, maupun kapasitas intelektual lawan bicara. Gunakanlah istilah yang netral dan diterima, seperti “penyandang disabilitas” daripada istilah yang berkonotasi negatif. Jika ragu, tanyakan bagaimana mereka ingin disebut.

b. Bertanyalah Terlebih Dahulu Sebelum Menawarkan Bantuan

    Tawarkan bantuan kepada penyandang disabilitas hanya ketika anda melihat orang tersebut memerlukan bantuan. Saat orang tersebut memerlukan bantuan dalam suatu hal, tanyakan bagaimana anda bisa membantunya karena setiap orang memiliki beberapa keperluan yang tersendiri.

    c. Berinteraksi Secara Langsung

      Jika penyandang disabilitas didampingi oleh seseorang, tetaplah berbicara langsung kepada mereka, bukan kepada pendampingnya. Berinteraksi langsung dengan penyandang disabilitas menunjukkan penghormatan terhadap individu tersebut dan mengakui bahwa mereka memiliki hak penuh untuk berbicara.

      d. Jangan Menyentuh Alat Bantu Tanpa Izin

      Beberapa penyandang disabilitas menggunakan alat pembantu mobilitas seperti kursi roda, tongkat, ataupun alat lainnya untuk membantu aktifitas mereka. Alat-alat ini adalah bagian dari diri mereka untuk berinteraksi atau berpartisipasi. Misalnya, kruk adalah ‘kaki’ bagi mereka, sehingga tidak sopan memegang kaki mereka; apalagi memindahkan tanpa izin. Oleh karena itu, jangan menyentuh atau memindahkannya tanpa izin.

      e. Pengunaan Istilah

      Dengan ragamnya bentuk disabilitas, hindari penggunaan istilah-istilah yang pengkhususan seperti: “Si-bisu, Si-buta, Si-tuli, dan lain lain” karena dapat dianggap merendahkan seorang penyandang disabilitas. Selebihnya, hindari juga pengunaan kosa kata yang dapat menghalangi pemberdayaan seorang individu seperti, “Korban, Penderita, Pengidap, dan lain lain.”

      Dengan ragamnya penyandangan disabilitas, ada beberapa hal yang harus dipastikan saat berinteraksi. Agar dapat menyesuaikan kondisi penyandang disabilitas dan kebutuhan mereka saat berinteraksi dengan orang lain, perhatikan beberapa poin sebagai berikut:

      Penyandang Disabilitas Fisik

      Tidak membantu secara langsung tanpa izin.

      1. Selalu menawarkan bantuan terlebih dahulu.
      2. Tidak mengganggu anggota tubuh manapun seperti pengguna kruk karena membutuhkan lengan mereka untuk keseimbangan.

      Berjalan sesuai dengan kecepatan bergeraknya.

      1. Berjalan sejajar atau dekat dengan posisi mereka.
      2. Menawarkan bantuan pada saat melalui jalur berbahaya atau saat berubah arah.

      Menempatkan posisi yang setara dengan lawan bicara.

      1. Berdiri/membungkuk/berlutut sama dengan posisi ketinggian pengguna kursi roda untuk menciptakan kesetaraan;
      2. Tidak diposisi belakang pengguna kursi roda saat berbicara agar dapat dilihat oleh mereka, kecuali memang sedang mendorong kursi roda.

      Memberi peringatan saat akan melintasi jalur berbahaya.

      1. Memberitahu adanya jalur yang basah, rusak, dan lain lain.
      2. Memastikan jalur yang akan ditempuh terbuka dan tidak ramai agar bisa dilewati dengan mudah.

      Penyandang Disabilitas Netra

      Memberi tahu keberadaan anda kepada penyandang disabilitas netra.

      1. Mengidentifikasikan diri anda dengan menggunakan 3S: “Salam, Sentuh, dan Sebut Nama” sebelum berinteraksi agar mereka tahu siapa yang sedang berinteraksi dengan mereka.
      2. Memberi tahu pakaian yang anda gunakan dan/atau bentuk fisik jika diperlukan.
      3. Menawarkan berkeliling tempat (orientasi tempat) jika seorang penyandang disabilitas netra sedang berkunjung supaya mengetahui lokasi-lokasi penting seperti: toilet, pintu masuk dan keluar, keberadaan tangga, dan lain lain.
      4. Memberitahukan penyandang disabilitas netra saat kita akan meninggalkan mereka.

      Memberi panduan untuk mobilitas dan pergerakan.

      1. Menawarkan lengan kepada penyandang disabilitas netra untuk mengarahkan jalannya, jangan mengambil alih lengan mereka secara langsung tanpa izin.
      2. Mengarahkan tangan penyandang disabilitas netra untuk menyentuh kursi yang akan diduduki mereka.
      3. Memberitahukan anak tangga pertama dan yang terakhir yang akan diinjak dan memberi tahu posisi pegangan tangan tangganya.

      Memberikan deskripsi verbal.

      1. Saat menyiapkan hidangan, deskripsikan posisi penempatannya seperti: “Kopi ada di arah jarum jam 9,”; “Nasi berposisi di tengah piring dan lauk disebelah kirinya.”
      2. Menawarkan membacakan informasi yang tertulis seperti dari Powerpoint Slide atau tulisan di papan tulis.
      3. Menawarkan untuk mendeskripsikan sebuah video yang ditayangkan untuk memberi deskripsi visualnya seperti: “Pemeran utamanya sedang bermain bola bersama kawan-kawannya” atau, “saat ini situasinya sedang malam hari.”

      Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu

      Mempermudah mereka yang membaca Gerak Bibir.

      1. Saling berhadapan satu sama lain agar pergerakan mulut mudah dibaca.
      2. Berbicara dengan pelan dan tidak terburu-buru.
      3. Keraskan volume suara anda jika diperlukan, tetapi hindari berteriak kepada lawan bicara.
      4. Menggunakan Bahasa Indonesia yang sederhana dan mudah dipahami.

      Menggunakan interaksi yang berbasis visual.

      1. Menggunakan tulisan atau gambar untuk berkomunikasi.
      2. Menggunakan Bahasa Isyarat jika memahami.
      3. Menyediakan speech-to-text saat diperlukan.

      Penyandang Disabilitas Sensorik Wicara

      Menjaga harga diri yang berbicara

      1. Tidak menertawakan atau tersenyum-senyum saat mereka berbicara
      2. Memberikan perhatian sepenuhnya dan tidak memotong pembicaraanya.

      Memahami yang ingin disampaikan

      1. Minta secara sopan untuk mengulangi hal yang mereka katakan jika belum dimengerti.
      2. Jika masih tidak memahami yang telah disampaikan oleh mereka, dapat meminta verifikasi ulang supaya informasi tersampaikan dengan benar.

      Penyandang Disabilitas Intelektual

      Menyampaikan informasi dengan jelas.

      1. Sampaikan pesan menggunakan kalimat singkat dan padat agar mudah dipahami.
      2. Bicaralah dengan pelan dan jelas agar setiap kata terdengar dengan baik.
      3. Bersiaplah untuk mengulang atau memberikan penjelasan tambahan jika diperlukan.
      4. Gunakan bahasa yang sesuai dan hindari nada merendahkan.

      Menerima informasi atau pembicaraan mereka.

      1. Tunjukkan kepedulian dengan mengangguk atau memberikan tanggapan singkat seperti “saya mengerti.”
      2. Beri mereka waktu cukup untuk berbicara dan mengekspresikan diri. Jangan tergesa-gesa atau memotong pembicaraannya.
      3. Dengarkan dengan penuh perhatian dan jangan terburu-buru untuk merespon.

      Hargai kemampuan mereka untuk membuat keputusan.

      1. Biarkan mereka menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah tanpa memaksa mereka beradaptasi dengan cepat.
      2. Bantu mereka dengan panduan yang jelas dan terstruktur mengenai perubahan yang terjadi.

      Penyandang DIsabilitas Psikososial

      Jangan melakukan hal-hal agresif, tidak sabar, ataupun tidak menghormati.

      1. Hindari tindakan atau ucapan yang bisa dianggap mengancam atau menyakiti.
      2. Berikan waktu kepada mereka untuk menyelesaikan pemikiran atau tindakan mereka.
      3. Selalu perlakukan mereka dengan hormat dan martabat seperti kepada orang yang lain. Hargai pendapat dan perasaan mereka, dan jangan meremehkan pengalaman mereka yang belum kita mengerti.

      Memberikan waktu untuk menyelesaikan kalimat yang ingin diutarakan.

      1. Dengarkan dengan penuh perhatian tanpa memotong pembicaraan. Tunjukkan bahwa Anda mendengar dengan anggukan kepala atau kata-kata pendek seperti “ya” atau “saya mengerti.”
      2. Jika mereka kesulitan menemukan kata-kata, beri mereka waktu yang cukup demi menghormati perasaan dan pendapat mereka.

      Biarkan dia bebas kemana dia mau.

      1. Dukung mereka saat membuat keputusan sendiri dan menjalani kegiatan yang mereka minati untuk membantu meningkatkan rasa percaya diri dan kondisi mental mereka.
      2. Meskipun memberikan kebebasan, tetap penting untuk memberikan pengawasan yang bijak. Pastikan kegiatan yang mereka akan lakui tidak akan berdampak buruk bagi kesehatan mental mereka.

      Etika berinteraksi harus diperhatikan setiap proses berinteraksi dengan orang penyandang disabilitas dan orang lain. Namun, ketika berinteraksi dengan penyandang disabilitas, kita harus memperhatikan beberapa hal khusus yang telah disampaikan pada poin-poin diatas agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing penyandang disabilitas secara spesifik. Dengan memahami dan menerapkan etika yang tepat, kita turut menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung keberagaman yang ada dalam setiap orang.

      Penulis: Michael D. Hartojo

      Leave a Reply

      Your email address will not be published. Required fields are marked *