Penyandang disabilitas sebagaimana manusia/individu yang lain terlahir sebagai bayi, bertumbuh dan berkembang secara fisik dan mental menjadi anak-anak, remaja, dewasa dan akhirnya lansia. Namun tidak dapat ditampik bahwa tidak semua penyandang disabilitas dengan keberagamannya memiliki keberuntungan untuk menikmati masa pertumbuhan dan perkembangannya sebagaimana individu yang lain.
Beberapa individu disabilitas terhambat atau mengalami persoalan dalam proses/masa pertumbuhan dan perkembangan fisik atau mentalnya yang berkaitan langsung dengan kedisabilitasannya. Kondisi sosial ekonomi serta faktor-faktor lain dalam lingkungan dia hidup atau bertempat tinggal juga bisa mempengaruhi.
Penyandang disabilitas baik baik laki-laki maupun perempuan pada umumnya mempunyai siklus hidup dari bayi sampai lansia. Tetapi pada disabilitas tertentu, memang terdapat situasi yang membuat mereka tidak bisa mencapai usia lansia. Ini biasanya karena ada penyakit penyerta disabilitas dari lahir/kecil, atau karena sakit dan cidera yang disebabkan oleh hambatan melihat, mendengar, psikologis, atau kesehatannya.
Beragam kerentanan dan hambatan bahkan ancaman dilalui oleh penyandang disabilitas di dalam lingkaran kehidupannya. Perempuan penyandang disabilitas mudah mengalami beragam ketidaksetaraan dan ketidakadikan karena kondisi kedisabilitasannya dan posisinya sebagai perempuan.
Bayi perempuan yang lahir dengan kondisi disabilitas:
- Tidak diinginkan karena tidak sesuai dengan harapan orang tua
- Orang tua bingung harus bagaimana mengasuh anaknya karena adanya tekanan dari keluarga dan lingkungan. Di saat yang sama tidak ada arahan dari siapapun.
- Kondisi kesehatan yang kurang baik, sering masuk rumah sakit dan butuh intervensi kesehatan lebih untuk bisa bertahan hidup.
- Dibuang, dititipkan, atau tidak diasuh dengan baik.
Anak perempuan penyandang disabilitas:
- Memiliki banyak kebutuhan khusus yang perlu dipenuhi.
- Tidak mendapatkan akses pendidikan (tidak disekolahkan).
- Dimanjakan secara berlebihan, diperlakukan secara protektif-berlebih, bahkan tidak diperhatikan.
- Tidak mempunyai teman.
- Menjadi korban perundungan oleh teman sebaya.
- Dimanjakan secara berlebihan, diperlakukan secara protektif-berlebih, bahkan tidak diperhatikan.
- Mengalami kekerasan fisik dan psikis dari anggota keluarga terdekat.
- Mengalami penolakan.
Remaja perempuan penyandang disabilitas:
- Menjadi korban perundungan oleh teman sebaya di sekolah, lingkungan sosial dan media sosial.
- Mengalami kekerasan fisik dan psikis dari anggota keluarga atau lingkungan terdekat.
- Menjadi korban diskriminasi pendidikan karena layanan sekolah tidak sesuai dengan kebutuhannya. Dikeluarkan dari sekolah karena tidak bisa memenuhi standar akademik sekolah.
Perempuan dewasa penyandang disabilitas:
- Penolakan pekerjaan.
- Terseksklusi dari pergaulan perempuan di lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan pekerjaan.
- Sulit menentukan pilihan atas relasi dengan pasangan atau calon suami.
- Menjadi korban kekerasan seksual.
Perempuan dewasa penyandang disabilitas dalam pernikahan:
- Memiliki kesehatan seksual dan reproduksi yang rentan
- Sulit menentukan keputusan untuk hamil, melahirkan dan mengasuh anak
- Menjadi korban kekerasan seksual.
- Menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga.
- Kondisi fisik menurun karena mengalami sindrom tertentu (contoh: sindrom post polio).
- Mengalami perubahan alat bantu.
- Organ reproduksi tidak lagi optimal (contoh: menopouse lebih cepat).
- Psikologis sering terganggu.
- Menghadapi perubahan kondisi ekonomi dan sosial.
- Kehilangan pasangan atau anggota keluarga lainnya yang selama ini mengampu secara fisik dan ekonomi.
Perempuan penyandang disabilitas lanjut usia:
- Berkurangnya kondisi fisik, mental dan intelektual secara drastis dan berganda.
- Kehilangan anggota keluarga yang selama ini menjadi pengampu.
- Tidak mempunyai anggota keluarga.
- Mengalami demensia.
Mengenal situasi kerentanan penyandang disabilitas dalam lingkaran hidupnya menjadi sangat penting untuk menentukan intervensi yang tepat bagi penyandang disabilitas, serta memahami situasi paling rentan dihadapi oleh seorang penyandang disabilitas dalam kehidupannya.