ROADSHOW PROGRAM SRHR DALAM PENJANGKAUAN DI BEBERAPA KOMUNITAS/ JARINGAN LEMBAGA SAPDA

SAPDA dalam Program SRHR telah melakukan diskusi dan penyuluhan kesehatan reproduksi kepada remaja dan orangtu yang memiliki anak disabilitas. Diskusi dan penyuluhan SRHR di lakukan ke beberapa jaringan/ komunitas, baik yang berada di kota Jogja, maupun di Kabupaten Bantul.

Dikarenakan belum banyak perkumpulan / komunitas orangtua yang memiliki anak disabilitas maka lembaga SAPDA berinisiatif bekerjasama dengan beberapa SLB dan FKKADK baik yang ada di Kota Jogjakarta dan Kabupaten Bantul dalam melakukan diskusi dan penyuluhan Kesehatan Reproduksi kepada orangtua yang memiliki anak disabilitas. Untuk mengetahui adanya perubahan pengetahuan dan masukan tentang kesehatan reproduksi (SRHR) yang sudah diberikan, maka team SRHR melakukan kunjungan kebeberapa SLB yang berada di kota Jogja dan Kabupaten Bantul.
Tujuannya adalah:
1. Mempererat silahturahmi antar jaringan / komunitas dengan Lembaga SAPDA
2. Mengetahui perkembangan pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada jaringan / komunitas
3. Mengetahui kebutuhan / permasalahan terkait issue Kesehatan Reproduksi pada Jaringan / komunitas
Output yang didapatkan adalah:
1. Adanya jalinan kerjasama yang baik antara Jaringan / komunitas dengan Lembaga SAPDA
2. Adanya peningkatan pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Jaringan / Komunitas
3. Adanya sharing dan masukan kepada Lembaga SAPDA terkait program Kesehatan Reproduksi


SASARAN KOMUNITAS:
1. SLB Marsudi Putra III Sanden Bantul
Waktu Kunjungan:
Hari / Tanggal : Selasa, 1 Maret 2016
Jam : 09.30 – 10.30 wib
Tempat : SLB Marsudi Putra III Sanden Bantul
Staf SRHR : Sutijono

Hasil Kunjungan :
Di SLB Marsudi Putra III diterima oleh ibu Supiyah selaku kepala sekolah. Kepada Ibu Supiyah saya menyampaikan maksut dan tujuan kedatangan saya. Pertama untuk mempererat jalinan silaturahmi, kedua menanyakan tentang perubahan dan perkembangan yang terjadi terkait pengetahuan kesehatan reproduksi baik bagi guru dan orang tua yang pernah mengikuti diskusi dan penyuluhan dari SAPDA. Ketiga mensosialisasikan keberadaan dan kegiatan yang dilakukan oleh lembaga SAPDA.

Ibu Supiyah menyampaikan bahwa diskusi dan penyuluhan kespro dapat menambah pengetahuan bagi orang tua dan guru.Guru-guru sudah menyampaikan kepada siswa dan sudah terbuka tidak lagi menganggap hal yang tabu lagi ketika menyebutkan organ reproduksi. Pengetahuan reproduksi memang harus disampaikan secara kontinyu atau berkala kepada siapapun tidak terkecuali anak dengan disabilitas. Oleh karena itu guru-guru di SLB Marsudi Putra perlu tambahan wawasan terkait pengetahuan reproduksi, apalagi menyangkut anak/ remaja disabilitas. Kami sadar guru dsini sudah tua – tua sehingga perlu diingatkan kembali dan ditambah pengetahuannya tentang kesehatan reproduksinya. Untuk orangtu merasa senang dengan diadakannya acara diskusi dan penyuluhan kesehatan reproduksi dari SAPDA, bahkan ada dua orang tua yang berani bicara pentingnya pengetahuan kesehatan reproduksi bagi anak / remaja disabilitas pada siaran radia di RRI Jogja. Ibu Supiyah juga sharing tentang sekolahnya yang tidak mendapatkan layanan kunjungan kesehatan dari puskesmas. Ketika ditanya apakah guru masih membutuhkan sharing / diskusi tentang pengetahuan kespro beliau menjawab sangat membutuhkan dan jika SAPDA mau mengadakan pelatihan kami siap mengirimkan guru untuk mengikutinya. Ketika ditanya waktu yang longgar ibu Supiyah mengatakan bahwa untuk bulan Maret sampai minggu pertama April waktunya longgar tetapi minggu ke dua anak-anak sudah mulai tes
2. SLB Binasiwi Pajangan Bantul
Waktu kunjungan
Hari / tanggal : Rabu, 2 Maret 2016
Jam : 09.30 – 10.15 wib
Tempat : SLB Binasiwi Pajangan Bantul
Staf SRHR : Sutijono

Hasil kunjungan:
Di SLB Binasiwi saya ditemui oleh ibu Atik salah satu guru di SLB tersebut. Kata bu Atik kepala SLB sedang ada acara di Dinas kab, Bantul. Kemudian saya menyampaikan maksud kedatangan saya bahwa yang pertama untuk mempererat jalinan silaturahmi. Yang kedua menanyakan perubahan yang terjadi terkait pengetahuan kesehatan reproduksi baik bagi guru dan orang tua yang pernah mengikuti diskusi dan penyuluhan dari SAPDA. Ketiga ingin mensosialisasikan keberadaan Lembaga SAPDA beserta program-program yang dilakukan kepada public.

Ibu Atik mewakili kepala sekolah mengucapkan terimakasih atas kunjungan yang dilakukan oleh lembaga SAPDA. Ibu Atik menjelaskan bahwa apa yang sudah diberikan lembaga SAPDA tentang penyuluhan dan diskusi kesehatan reproduksi sangat beguna sekali bagi guru – guru di SLB Binasiwi. Ibu Atik menceritakan bahwa sebelum adanya diskusi dan penyuluhan dari SAPDA, guru – guru di SLB Binasiwi merasa bingungung ketika menghadapi siswa yang sedang mengalami pubertas. Karena anak-anak yang sedang mengalami pubertas tingkah lakukunya mulai mengkhawatirkan. Waktu itu guru-guru belum paham bagaimana metode pendekatan kepada remaja disabilitas yang sedang mengalami pubertas. Akan tetapi setelah mendapat pengetahuan yang diberikan oleh SAPDA, sekarang guru-guru mampu mengatasi permasalahan tersebut. Terkait dengan perubahan pemahaman kepada orang tua Ibu atik dan guru yang lain tidak bisa memberikan jawaban, karena guru-guru belum pernah menanyakan kepada orang tua yang dulu mengikuti diskusi dan penyuluhan kespro dari SAPDA. Tapi paling tidak orang tua bertambah pengetahuan kesehatan reproduksinya. Ibu Atik juga menjelaskan memang belum ada pertemuan rutin bagi orang tua siswa di SLB Binasiwi. Orang tua berkumpul hanya pada saat pengambilan raport dan acara tertentu yang diadakan oleh SLB Binasiwi. Bu Atik mewakili sekolah sangat senang bermitra dengan SAPDA, ia berkata “karena kami berharap bisa bertambah wawasan, kami siap mengikuti program yang diadakan oleh SAPDA”.
3. SLB BANGUN PUTRA, Bangunjiwo Kasihan Bantul
Waktu kunjungan
Hari / tanggal : Jumat, 11 Maret 2016
Jam : 09.30 – 10.15 wib
Tempat : ruang kepala sekolah SLB Bangun Putra
Staf SRHR : Sutijono

Hasil kunjungan

Kedatangan saya diterima kepala sekolah yaitu bapak Istu,beliau menyambut dengan baik kedatangan saya. Terkait perkembangan pengetahuan kesehatan eproduksi, pak Istu mengatakan setelah adanya diskusi dan penyuluhan kesehatan reproduksi yang diselenggarkan oleh SAPDA, guru – guru yang ada disini merasa termotivasi dan diingatkan kembali tentang pengetahuan kesehatan reproduksi. Selain itu guru juga mendapat tambahan pengetahuan bagaimana menghadapi anak yang sedang mengalami pubertas. Kalo untuk orang tua mereka senang mendapatkan pengetahuan kespro yang diadakan oleh SAPDA. Orang tua merasa terbantu dengan mendapat pengetahuan kesahatan reproduksi tersebut, sehingga mereka sekarang sudah lebih mengerti bagaimana memberikan pemahaman kespro kepada anak – anak mereka yang disabilitas daripada sebelumnya. Menurut pak Istu penting juga para guru mendapatkan tambahan pengetahuan kesehatan reproduksi, sehingga nantinya para guru benar-benar paham menyampaikannya kepada siswa disabilitas. Pak Istu juga siap bekerjasama dalam kegiatan dan program yang ada di SAPDA . Dengan adanya kerjasama menurut pak Istu dapat meringankan beban dalam mendidik anak – anak dengan disabilitas. Jika SAPDA mengadakan pelatihan pelatihan kami dari SLB Bangun Putra siap bekerjasama dan bersedia mengirimkan wakilnya untuk mengikuti kegiatan tersebut dengan catatan tidak berenturan dengan agenda penting di SLB ini.

4. SLB DARMARENA PUTRA 2
Waktu kunjungan
Hari / tanggal : Kamis, 17 Maret 2016
Jam : 09.30 – 10.00wib
Tempat : SLB Darmarena
Staf SRHR : Sutijono

Hasil kunjungan
Kedatangan saya di SLB Darmarena Putra 2 di temui oleh Ibu Sri Suhartini salahah satu guru di SLB Daramarena. Bu Sri mengatakan bahwa kepala sekolah sedang mengikuti diklat sehingga tidak bisa menemui kedatangan saya. Terjadi wawancara antara saya dan Ibi Sri terkait isu kesehatan reproduksi yang ada di SLB Darmarena Putra 2.

Dari hasil wawancara Ibu Sri menyampaikan bahwa pengetahuan kespro sangat penting bagi siswa SLB Darmarena. Di SLB ini juga sudah ada mata pelajaran kesehatan oleh karena itu guru yang pernah mengikuti kegiatan SAPDA tekait kesehatan reproduksi mereka menyampaikan pengetahuan tersebut saat mengajar mata pelajaran kesehatan eproduksi. Sedang untuk siswa yang pernah mengikuti pelatihan dari SAPDA sudah ada pemahaman tentang bagimana harus menjaga kesehatan reproduksinga. Akan tetapi yang ikut pada waktu itu baru beberapa murid saja. Diluar itu masih banyak siswa yang perlu mendapat pengetahuan kesehatan reproduksi. Guru makin khatir dengan anak yang sudah remaja yang sudah pinter menggunakan tehnologi IT seperti Handphon, mereka sudah pinter mengakses gambar atau berita di internet. Sehingga mereka perlu mendapat bimbingan dan pengetahuan kesehatan reproduksi secara intensif.Terkait dengan orang tua yang pernah mengikuti diskusi dan pelatihan kespro dari SAPDA, ibu Sri tidak tahu perkembangannya karena di SLB ini orang tua jarang sekali yang berkumpul menunggui ananknya. Sebenarnya kami juga ingin mengadakan pertemuan untuk orang tua akan tetapi banyak kendalanya. Disamping alasan orang tua tidak bias dating karena kesibukannya juga SLB ini kepala sekolahnya baru sehingga programnya juga penyesuaian dengan kebijakan kepala sekolah yang baru. Ibu sri juga mengatakan bahwa guru-guru disini juga butuh tambahan dan pemahaman pengetahuan kesehatan reproduksi agar guru mampu menyampaikan kepada murid-muridnya dengan baik. Seandainya SAPDA akan mengadakan pelatihan tentang kesehatan reproduksi kami siap mengirimkan wakilnya. Sebagai informasi untuk pertengahan bulan April gur-guru mulai sibuk mempersiapkan soal-soal ujian.

5. SLB N2 Yogyakarta

Waktu kunjungan
Hari / tanggal : Kamis, 17 Maret 2016
Jam : 10.15 – 10.45 wib
Tempat : SLB N2 Yogyakarta
Staf SRHR : Sutijono

Hasil kunjungan
Di SLB N2 saya bertemu dengan Ibu Andri guru yang membidangi bagian poliklinik di SLB ini. Sama dengan SLB yang lain maksud kedatangan saya untuk melakukan wawancara terkait perkembangan isu kesehatan di SLB N2 Yogyakarta.

Hasil wawancara bu Andri mengatakan bahwa, guru –guru disini sering mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh SAPDA .Termasuk saat SAPDA mengadakan pelatihan Kesehatan Reproduksi di SLB N2 bagi remaja siswa SLB kebetulan saya juga ikut acara tersebut. Kemudian apa yang sudah disampaikan oleh sapda terkait pengetahuan kesehatan reproduksi kemudian saya sampaikan juga kepada guru guru yang lain. Pada setiap hari jumat di SLB N2 ada pelajaran dan layanan UKS nah di pelajaran UKS tersebut disampaikan pengetahuan kesehatan reproduksi.

Terkait siswa yang pernah menngikuti pelatihnan mereka ada perubahan sikap yang tadinya anak-anak memiliki sifat agresif terhadap teman lawan jenisnya sekarang sudah berkurang dan bisa mengendalikan diri. Kalo untuk orang tua yang pernah mengikuti diskusi baru beberapa orang saja tetapi mereka sudah paham bagaimana cara memberikan pemahaman pengetahuan kesehatan reproduksi. Pihak sekolah juga ada keinginan untuk mengumpulkan orang tua utuk diberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi. Semoga SAPDA nanti bias membantu untuk kegiatan tersebut.

Bu Andri uga mengatakan guru – guru di SLB N2 butuh tambahan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Jika SAPDA nantinya akan mengadakan pelatihan atau kegiatan lain kita siap untuk bekerjasama. (Abas)