Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Dibutuhkan jiwa kepemimpinan, ketekunan dan keberanian untuk menjadi seorang pemimpin yang baik. Selain itu juga harus memahami tentang sistem yang ada, sehingga dapat menghasilkan output calon pemimpin yang dapat memimpin dengan bijak dan smart. Bekal itulah yang diberikan oleh Sapda kepada staffnya pada tanggal 20 dan 21 Januari 2014 bertempat di Cangkringan Yogyakarta.
Materi yang diberikan oleh narasumber, bapak Awang Trisnamurti merupakan ilmu yang sangat bermanfaat. Pada pelatihan selama dua hari tersebut pak Awang menerangkan tentang bagaimana cara menjadi seorang CO (community organizer) di dalam materinya yang bertema Pengorganisasian Masyarakat. Dalam dunia organisasi masyarakat, dikenal pula seorang pendamping, namun untuk CO itu sendiri memiliki fungsi yang signifikan dan urgent dalam kehidupan masyarakat. Hampir semua pendamping adalah seorang CO karena seorang CO harus mampu untuk mendorong, menggerakkan masyarakat agar semua terkelola. Dalam hal ini, CO merupakan seseorang yang secara terus menerus mengajak orang-orang yang telah diorganisir untuk memasukkan inovasi-inovasi maupun temuan-temuan kepada masyarakat. Secara ilmiah, Pengorganisasian Masyarakat adalah suatu proses pedekatan yang menyeluruh untuk memecahkan persoalan ketidakadilan dan penindasan di tengah masyarakat dalam upaya mencapai suatu tatanan masyarakat yang lebih adil dan bermartabat (dimana ketidakadilan diusahakan berkurang). Meskipun begitu, seorang CO juga harus tanggap/up to date terhadap isu-isu yang berkembang dan memperbaharui kapasitas.
Setelah memahami konsepnya, maka yang harus diakukan selanjutnya adalah tentukan dan lakukan tahap-tahap/ proses agar tujuan-tujuan dapat tercapai. Berikut proses 6 langkah dalam mengorganisasi masyarakat :
1. Mulai dari masyarakat itu sendiri, maksudnya adalah mencari tahu ada persoalan apa di tengah masyarakat. Seorang CO harus rajin untuk bertemu berbagai pihak untuk mengobrol dan memetakan masalah, lalu kemudian diolah. Tujuan dari proses ini adalah mendapatkan suatu persoalan dan mendapat kepercayaan dari masyarakat
2. Ajak masyarakat berpikir kritis. Konsep pemahaman dalam proses ini adalah siapapun masyarakat yang diajak untuk berpikir, harus mau untuk berpikir yang lebih jauh/lebih kritis. Peran CO dalam proses ini adalah mendorong dan membawa orang-orang untuk mau berkumpul, petakan masalah lalu prioritaskan masalah utamanya
3. Lakukan analisis ke arah pemahaman bersama. Ajak masyarakat untuk menganalisa suatu masalah bersama-sama, dan apapun yang akan ditimba, harus berangkat dari kebutuhan sosial. CO harus mengikuti cara berfikir masyarakat dan membangun pemahaman dengan mereka, dan dalam proses ini masyarakat dipaksa untuk dapat berfikir dan menganalisa.
4. Merubah ke arah perilaku baru yang positif. Ajak masyarakat untuk mau berubah dan berperilaku kepada perilaku baru dan positif.
5. Pelaksanaan/ tindakan
6. Evaluasi
Sebelum menentukan suatu masalah utama, maka kita harus bisa menganalisa masalah tersebut, yaitu dengan cara membuat pemetaan pohon masalah. Tujuan dari pemetaan pohon masalah ini adalah untuk mengidentifikasi masalah utama dan hubungan sebab akibat utama mereka.
Tidak hanya materi tersebut yang diberikan oleh Pak Awang, namun ada juga diskusi aktif antara narasumber dan peserta pelatihan. Diharapkan dengan diadakannya pelatihan ini menambah intelektual sumber daya kita tentang bagaimana mengorganisasi masyarakat saat ini maupun yang akan datang.
Semoga bermanfaat.