Jakarta, 18 November 2020 – Sebagai upaya dalam menanggapi dampak COVID-19, Hivos bersama dengan lima anggota konsorsium yakni CISDI, KAPAL Perempuan, PAMFLET, PUPUK, dan SAPDA secara virtual meluncurkan proyek baru, Active Citizens Building Solidarity and Resilience in Response to COVID-19 (ACTION). Proyek ini dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi organisasi masyarakat sipil dalam mencegah, menanggulangi, serta memitigasi risiko dan kerentanan yang ditimbulkan oleh krisis COVID-19 dan untuk memastikan bahwa kelompok rentan dan terpinggirkan di Indonesia memiliki akses yang sama dalam program pemulihan sosial dan ekonomi akibat pandemi.
Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, perwakilan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Sosial, Satgas Percepatan Penanganan COVID-19, Youth Interfaith Forum on Sexuality, organisasi masyarakat sipil, puskesmas, sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM), dan media. Uni Eropa diwakili oleh Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia.
Proyek ACTION sepenuhnya didanai oleh Uni Eropa dengan €2,5 juta atau Rp 42 miliar. Proyek ini akan beroperasi di 15 kecamatan dan 40 desa di DKI Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan. Wilayah tersebut termasuk di antara 10 provinsi teratas di Indonesia dengan beban kasus yang meningkat dan secara signifikan terkena dampak pandemi. Beberapa daerah memiliki kepadatan penduduk, jumlah kelompok rentan cukup tinggi, angka kemiskinan tinggi, dan tingkat kesetaraan gender yang relatif rendah, dan oleh karenanya membutuhkan bantuan untuk pengurangan risiko penularan COVID-19 dan pemulihan sosial dan ekonomi.
Proyek ACTION dijadwalkan akan selesai pada tahun 2022 dan akan bekerja dalam dua tahap. Fase pertama akan berfokus pada respons awal terhadap pandemi dan fase kedua akan menangani dampak sosial dan ekonomi.
“Uni Eropa bangga mendukung proyek ACTION untuk mengatasi krisis kesehatan akibat wabah COVID-19 dan mengurangi dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan bagi masyarakat Indonesia, khususnya kelompok miskin dan rentan. Proyek ini merupakan bagian dari pendekatan ‘Tim Eropa’ di mana Uni Eropa dan negara-negara anggota bergabung untuk membantu Indonesia dalam menangani pandemi COVID-19. Tim Eropa secara bersama-sama telah mengumpulkan total anggaran sebesar €200 juta (Rp 3,5 triliun) untuk proyek-proyek di Indonesia.
Yang terutama bagi Uni Eropa adalah bahwa proyek kami menghasilkan manfaat langsung bagi warga Indonesia. Secara khusus, proyek ACTION akan memberikan manfaat bagi 15 kecamatan dan 40 desa di DKI Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan. Proyek ini akan menyediakan alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis, tempat cuci tangan portable, serta memberikan akses layanan telekonsultasi dan kunjungan rumah bagi kelompok rentan dan risiko tinggi,” kata Duta Besar Uni Eropa Vincent Piket. “Proyek ini juga akan memberikan pembinaan dan pemberdayaan bagi 100 UKM untuk mengembangkan usaha mereka, dan mendukung 400 produsen skala kecil untuk akses pasar dan sumber pendapatan baru. Ini akan meningkatkan mata pencaharian yang berkelanjutan dan membawa manfaat nyata bagi 15.000 masyarakat miskin di DKI Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan,” tambahnya.
Biranchi Upadhyaya, Direktur Regional Hivos SEA, menyatakan bahwa “ACTION yang sepenuhnya sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), membagikan kesempatan bagi kami dan seluruh mitra untuk berkolaborasi dalam mengatasi dampak merugikan dari COVID-19 melalui pendekatan multi sektoral. Karena proyek ini menitikberatkan pada respons cepat dan menangani fase pemulihan sosial dan ekonomi, kami senantiasa mencurahkan perhatian lebih pada kelompok termarjinalkan dan rentan yang terdampak dengan menjunjung tinggi prinsip kesetaraan dan inklusivitas gender”.
Dengan kapasitas masing-masing mitra, diharapkan tujuan dari proyek ini untuk meningkatkan ketahanan dan solidaritas kelompok sasaran, yaitu perempuan, penyandang disabilitas, lansia, pemuda, petani, buruh tani, dan produsen skala kecil dalam merespon dampak pandemi akan tercapai.
CISDI akan menjangkau kelompok sasaran mulai dari sektor kesehatan hingga peningkatan ekonomi. CISDI dan mitra lainnya akan bekerja sama untuk meningkatkan ketahanan masyarakat dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang berdampak pada krisis multidimensi. KAPAL Perempuan berkeyakinan bahwa penanggulangan dampak pandemi dapat dimulai dengan mengintegrasikan isu gender di bidang ekonomi, sosial dan budaya, salah satunya melalui upaya pencegahan perkawinan anak.
Selaras dengan tujuan proyek, PAMFLET akan mendorong generasi muda untuk bangkit dari pandemi dan membangun kerjasama dengan kelompok masyarakat yang kesulitan dalam menjangkau akses pelayanan publik. Sementara PUPUK berkomitmen untuk membantu para pengusaha mikro dan kecil (UKM) yang terdampak untuk membangun kembali usaha mereka. SAPDA akan membantu penyandang disabilitas dalam menghadapi tantangan yang kompleks sebagai dampak pandemi dan memberikan bantuan yang diperlukan.
Baca Juga: Memberdayakan Kelompok Rentan Melalui Program ACTION