[PERS RILIS] SAPDA, Institut KAPAL Perempuan dan Uni Eropa Meluncurkan Layanan untuk Mencegah Kekerasan terhadap Perempuan dan Penyandang Disabilitas

Yogyakarta, 9 Desember 2021 – Ribuan perempuan yang mengalami kekerasan berbasis gender dan disabilitas kini dapat mengakses layanan konseling dan bantuan hukum secara online.

Yayasan Sentra Advokasi Disabilitas Perempuan dan Anak (SAPDA) bekerjasama dengan Institut KAPAL Perempuan meluncurkan Layanan Konseling Hukum dan Psikologis di Rumah Cakap Bermartabat dan layanan pengaduan online Halo KAPAL Perempuan. Kedua layanan ini disediakan oleh proyek Active Citizens Building Solidarity and Resilience in Response to COVID-19 (ACTION) yang didanai sepenuhnya oleh Uni Eropa.

“Perempuan dan penyandang disabilitas adalah salah satu kelompok yang mengalami penurunan penghasilan dan kehilangan sumber pendapatan akibat kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat dalam rangka memutus mata rantai penularan COVID-19,” kata Nurul Saadah Andriani, Direktur SAPDA, saat peluncuran. ”Kondisi ini membuat mereka kehilangan posisi didalam keluarga dan rentan menghadapi kekerasan dalam rumah tangga,” tambah Nurul.

Acara peluncuran layanan ini juga memperkenalkan Panduan Perlindungan Khusus dan Intensif bagi Perempuan Penyandang Disabilitas dalam Situasi Pandemi COVID-19 yang diterbitkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Tujuan dari panduan ini adalah meningkatkan kolaborasi antara pemangku kepentingan, baik pemerintah mapun non-pemerintah, serta memberikan ruang untuk membahas pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap kelompok rentan selama pandemi COVID-19.

Sekitar 300.000 perempuan Indonesia mengalami kekerasan pada tahun 2020, menurut Catatan Tahunan Komisi Perempuan Nasional 2021. Hampir delapan puluh persen dari insiden ini terjadi di lingkungan rumah tangga, dan 0,03 persen terjadi pada perempuan penyandang disabilitas.

“Kekerasan terhadap perempuan dan penyandang disabilitas tidak selalu terbatas pada kekerasan fisik. Mereka juga bisa tertekan ketika mengalami kekerasan tidak langsung berupa penelantaran dari keluarga, kedudukan yang tidak setara diantara anggota keluarga lainnya, atau ketika pendapat mereka tidak didengarkan,” jelas Nurul.

“Dalam keadaan normal, sudah sulit bagi perempuan korban kekerasan untuk melaporkan kasus kekerasan, apalagi selama pandemi. Layanan pengaduan yang mudah diakses oleh perempuan dan penyandang disabilitas menjadi sangat penting saat ini untuk membantu mereka mengakses keadilan di masa pandemi. Layanan ‘Halo KAPAL Perempuan’ menggunakan WhatsApp untuk memudahkan perempuan dan penyandang disabilitas menyampaikan pengaduannya. Mereka dapat mengirim pesan teks atau menelepon ke Operator Layanan melalui nomor +62-812-8088-5525. Operator Layanan akan segera meneruskan pengaduan tersebut ke Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak yang merupakan bagian dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Kependudukan dan Keluarga Berencana,” Yusnaningsih Kasim, Koordinator Proyek ACTION Institut KAPAL Perempuan menjelaskan.

 “Uni Eropa berpartisipasi dalam kampanye global #16DaysOfActivism untuk mengakhiri kekerasan berbasis gender. Acara peluncuran layanan merupakan aksi nyata dalam kampanye pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan,” kata H.E. Vincent Piket, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam.

“Dampak sosial dan ekonomi dari pandemi secara tidak proporsional mendorong perempuan dan anak perempuan ke dalam kemiskinan, dan risiko kekerasan terhadap mereka meningkat,” tambah Dubes Piket. “Dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kekerasan berbasis gender, Uni Eropa bangga mendukung peluncuran Layanan Konseling Hukum dan Psikologis di Rumah Cakap Bermartabat dan layanan pengaduan online Halo KAPAL Perempuan melalui proyek ACTION yang didanai oleh Uni Eropa. Ini adalah layanan pengaduan yang mudah diakses oleh perempuan korban kekerasan untuk mendapatkan akses keadilan.

Yang terutama bagi Uni Eropa adalah bahwa proyek kami menghasilkan manfaat langsung bagi warga Indonesia. Proyek ACTION telah memberikan bantuan kepada 10.884 penerima manfaat langsung dari distribusi paket makanan, akses ke layanan telekonsultasi dan kunjungan rumah untuk kelompok rentan dan berisiko tinggi, peralatan kebersihan dan tempat cuci tangan portable. Proyek ini juga memberikan pembinaan dan pemberdayaan bagi 98 usaha kecil dan menengah untuk mengembangkan bisnis mereka, dan mendukung 215 produsen skala kecil dan petani untuk mengakses pasar dan sumber pendapatan baru. Ini akan meningkatkan mata pencaharian berkelanjutan dan membawa manfaat nyata bagi 15.000 masyarakat miskin di DKI Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan,” tambahnya.

Peluncuran layanan dihadiri oleh sekitar 235 peserta dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Komisi Nasional Perempuan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, Gugus Tugas COVID-19, pemerintah daerah seperti Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yogyakarta, DKI Jakarta dan Makassar, Forum Penyedia Layanan, Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), organisasi perempuan Rifka Annisa dan orang tua dari keluarga penyandang disabilitas.

SAPDA dan Institut KAPAL Perempuan bekerjasama dengan lembaga internasional Hivos, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), Perkumpulan untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK), dan Perkumpulan Pamflet Generasi melaksanakan proyek ACTION di lima provinsi di Indonesia: DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, dan Yogyakarta.

========

Tentang Uni Eropa

Uni Eropa adalah kesatuan ekonomi dan politik antara 27 Negara Anggota dengan populasi 470 juta. Bersama-sama, mereka telah membangun zona yang stabil, berlandaskan demokrasi dan pembangunan berkelanjutan sambil mempertahankan keanekaragaman budaya, toleransi dan kebebasan individu. Pada tahun 2012, Uni Eropa dianugerahi Penghargaan Nobel Perdamaian karena upayanya dalam menjunjung perdamaian, rekonsiliasi, demokrasi dan hak asasi manusia di Eropa. Uni Eropa adalah blok perdagangan terbesar di dunia dan merupakan sumber dan tujuan investasi langsung asing terbesar di dunia. Secara kolektif, Uni Eropa dan Negara-negara Anggotanya adalah donor terbesar untuk Bantuan Pembangunan Resmi (ODA) dengan menyediakan lebih dari setengah ODA secara global.

27 negara anggota Uni Eropa (dalam urutan protokol) adalah: Belgia, Bulgaria, Republik Ceko, Denmark, Jerman, Estonia, Irlandia, Yunani, Spanyol, Perancis, Kroasia, Italia, Siprus, Latvia, Lituania, Luksemburg, Hongaria, Malta, Belanda, Austria, Polandia, Portugal, Romania, Slovenia, Slovakia, Finlandia dan Swedia.

Untuk informasi lebih lanjut tentang Uni Eropa dan hubungan kerjasama dengan Indonesia, kunjungi: http://eeas.europa.eu/indonesia

Twitter, Facebook, Instagram, Youtube

Tentang bantuan Uni Eropa untuk mengatasi wabah virus corona di Indonesia

Untuk mendukung negara-negara mitra dalam perang melawan pandemi COVID-19 dan dampaknya, Uni Eropa telah meluncurkan pendekatan “Tim Eropa”. Tujuan dari pendekatan “Tim Eropa” adalah untuk menggabungkan sumber daya dari Uni Eropa, Negara-Negara Anggotanya dan lembaga keuangan Eropa. “Tim Eropa” telah mengerahkan sekitar € 200 juta dalam bentuk hibah dan pinjaman untuk mendukung Indonesia. Hibah € 6 juta atau Rp 108,5 miliar didedikasikan untuk mendukung organisasi masyarakat sipil dalam menanggulangi dampak kesehatan dan sosial ekonomi dari krisis COVID-19 di Indonesia. Tim Eropa menginvestasikan lebih dari € 3 miliar untuk membantu mengamankan 1,8 miliar dosis vaksin untuk 92 negara berpenghasilan rendah dan menengah. Indonesia merupakan salah satu negara penerima manfaat.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi: https://bit.ly/TeamEuropeIndonesia

Tentang Proyek ACTION

Proyek “Active Citizens Building Solidarity and Resilience in Response to COVID-19 (ACTION)” diimplementasi oleh Hivos dan lima mitra lokal, yaitu Institut KAPAL Perempuan, CISDI, PAMFLET Generasi, PUPUK dan SAPDA. Proyek yang didanai oleh Uni Eropa ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi organisasi masyarakat sipil dalam mencegah dan memitigasi resiko yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 dan memastikan bahwa kelompok rentan dan terpinggirkan di Indonesia memiliki akses yang sama terhadap program pemulihan sosial dan ekonomi. Proyek dua tahun ini dilaksanakan di 40 desa/kelurahan dalam wilayah 15 kecamatan di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan dalam dua fase. Fase pertama berfokus pada respons awal terhadap pandemi, sedangkan fase kedua   berfokus mengurangi dampak sosial dan ekonomi. Perempuan miskin, penyandang disabilitas, lansia, pemuda, pengusaha UKM, dan OMS sebagai penerima manfaat.

Tentang Konsorsium Proyek ACTION

Hivos:

Hivos adalah lembaga internasional berpusat di Belanda yang mengupayakan solusi baru untuk menghadapi isu-isu global. Dengan proyek tepat guna, kami menentang diskriminasi, ketidaksetaraan, penyalahgunaan kekuasaan dan penggunaan sumberdaya yang tidak berkelanjutan. Untuk itu kami bekerjasama dengan pelaku usaha, masyarakat dan lembaga masyarakat yang inovatif. Kami berbagi mimpi dengan mereka untuk meraih ekonomi yang berkelanjutan dan masyarakat yang inklusif. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi: https://hivos.org/

Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI):

CISDI adalah organisasi masyarakat sipil yang mendukung terwujudnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) melalui pembangunan kesehatan dan pelibatan kaum muda dalam pembangunan kesehatan. CISDI melakukan kajian isu berdasarkan pengalaman mengelola program penguatan pelayanan kesehatan primer di daerah sub-urban dan DTPK, riset dan analisa kebijakan kesehatan, kampanye perubahan sosial, serta keterlibatan dalam diplomasi kesehatan di tingkat nasional dan global. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi: https://cisdi.org/

Lingkaran Pendidikan Alternatif untuk Perempuan (KAPAL Perempuan):

Tujuan didirikan KAPAL adalah membangun gerakan perempuan dan gerakan sosial yang mampu mewujudkan keadilan sosial, kesetaraan dan keadilan gender serta perdamaian di ranah publik dan privat. KAPAL memfokuskan diri untuk memperkuat kepemimpinan perempuan melalui pendidikan kritis feminis, pengorganisasian dan advokasi berbasis bukti terutama untuk perempuan di akar rumput. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi: https://kapalperempuan.org/

PAMFLET:

Pamflet merupakan organisasi Hak Asasi Manusia yang didirikan dan dikelola oleh orang muda. Kami berfokus pada gerakan orang muda serta mendorong adanya inisiatif baru untuk perubahan sosial dan budaya, khususnya terkait dengan isu Hak Asasi Manusia, politik, demokrasi, keberagaman gender dan seksualitas. Kami juga melakukan pengelolaan pengetahuan pergerakan orang muda melalui pengembangan pusat informasi, dokumentasi, dan mengadakan peningkatan kapasitas bagi orang muda. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi: https://pamflet.or.id/

Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK):

PUPUK merupakan organisasi nirlaba yang independen, berawal dari inisiasi program Peningkatan Industri Kecil (PIK) – KADIN Jawa Barat, dan prakarsa tiga kelompok profesional yaitu Pengusaha, Akademisi dan Aktivis Ekonomi yang dimulai tahun 1979 bekerjasama dengan lembaga dari Jerman yaitu Friedrich-Naumann-Stiftung (FNSt). Pada tahun 1988 dideklarasikan secara independen dengan tujuan memperluas ruang lingkup wilayah dan capaian ekonomi yang lebih komprehensif dan dilembagakan menjadi PUPUK, dengan badan hukum PERKUMPULAN. PUPUK memberikan pendampingan teknis untuk memperkuat bisnis usaha kecil serta memperkuat ekosistem sehingga akan tumbuh wirausaha baru tangguh dalam menghadapi persaingan ekonomi. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi: https://www.pupuk.or.id/

Sentra Advokasi Perempuan Difabel dan Anak (SAPDA):

SAPDA, singkatan dari Sentra Advokasi Perempuan Difabel dan Anak yang berkantor pusat di Yogyakarta dan berdiri sejak bulan Juli, 2005, merupakan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dengan visi untuk memperjuangkan mewujudkan perubahan, keadilan, kebebasan, kesejahteraan dan kesetaraan untuk pemenuhan dan perlindungan hak perempuan, penyandang disabilitas dan anak dalam masyarakat inklusi atas dasar persamaan hak asasi manusia. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi: https://sapdajogja.org/

Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi:

Nurul Saadah Andriani | Direktur SAPDA | 08562914654

Yusnaningsih Kasim | Koordinator Institut KAPAL Perempuan | 081287228617

Yesua YDK Pellokila | ACTION Project Manager, Hivos | ypellokila@hivos.org